Saya menemukan tulisan yang sangat baik yang dapat melukiskan mengenai apa yang terjadi pada hari-hari di padang mahsyar saat seluruh umat manusia dari seluruh dunia, dari seluruh zaman, dikumpulkan oleh Allah SWT. Hari-hari di padang mahsyar ini disebut juga hari panggil-memanggil karena seluruh orang di sana, sebagian memanggil sebagian yang lain, untuk meminta pertolongan.
“Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris.” (QS. An-Naba’: 18)
Muadz bin Jabal RA pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai maksud ayat di atas. Mendengar pertanyaan Muadz, baginda Nabi menangis dan basah pakaiannya dengan air mata. Rasulullah menjawab, ‘Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris.’
Barisan Pertama, digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya.
Barisan kedua, digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan shalat.
Barisan ketiga, mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kalajengking. Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat.
Barisan keempat, digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli.
Barisan kelima, digiring dari kubur dengan bau busuk dan bangkai. Mereka itu yang menyembunyikan perlakuan durhaka karena takut diketahui oleh manusia, namun tidak merasa takut diketahui oleh Allah SWT.
Barisan keenam, digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu.
Barisan ketujuh, digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah, tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. Mereka itulah yang enggan memberikan kesaksian di atas kebenaran.
Barisan kedelapan, digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki di atas. Mereka adalah orang berbuat zina.
Barisan kesembilan, digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru, sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. Mereka itulah yang memakan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya.
Barisan kesepuluh, digiring dari kubur dengan kondisi menderita penyakit kusta. Mereka adalah orang yang durhaka kepada orangtua-nya.
Barisan kesebelas, digiring dari kubur dengan keadaan buta, gigi mereka memanjang, bibir mereka melebar hingga ke dada, dan lidah mereka terjulur sampai ke perut dan mengeluarkan kotoran. Mereka adalah orang yang suka meminum arak.
Barisan keduabelas, mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar. Mereka melewati jembatan sirat dengan secepat kilat.Mereka adalah orang yang beramal shaleh dan banyak berbuat kebaikan. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, memelihara sholat lima waktu, dan ketika mereka meninggal dunia, mereka sudah bertaubat. Barisan ini akan mendapat balasan berupa surga.
Jiwa-jiwa Mahsyar ketika itu ada yang mencakar wajahnya dan menyesali kesia-siaan hidup sebelumnya, namun ada pula jiwa-jiwa mahsyar yang tersenyum penuh kemenangan sembari menggenggam Al-Quran di tangan kanan-nya.
Yang pasti, pergunakan kesempatan hidup kita di dunia. Maksimal. Optimal. Sampai titik nadi terakhir. Karena sungguh pada saat nanti, mereka dengan barisan yang buruk, sangat mendambakan waktu akan berbalik, walaupun satu detik saja. Nah kita yang masih dikasih kesempatan hidup di dunia (walaupun entah berapa lama lagi), masih sangat banyak kesempatan berburu amal, berburu kebaikan.
Pratami Diah Herliani
No comments:
Post a Comment