"Menikah itu tidak hanya mempertemukan dua orang manusia, tetapi menikah itu mempertemukan dua keluarga. Kamu pikir menikah itu mudah? Menikah itu sulit dan butuh persiapan yang matang."
No no no, saya belum kepengen menikah kok. Ini hanya wacana, iya wacana. Jadi filosofinya adalah, saya juga tidk mengerti, tiba-tiba saja ingin melanjutkan postingan yang sempat tertunda beberapa hari karena menumpuknya tugas dan baru sempat hari ini untuk melanjutkannya.
Jadi begini, waktu itu saya sedang ngobrol berdua dengan salah satu teman saya di beranda depan rumah. Ngobrol-ngobrol biasa, becandaan gak penting hanya untuk sekedar membunuh waktu *ceilah*. Nah entah kenapa obrolan kami mendadak menjadi serius, "Pernikahan". Well oh well. Waktu itu kami berdua sama-sama sudah mempunyai pasangan, bedanya lawan bicara saya sudah menjalani hubungan yang lebih lama dibandingkan saya. Nah, dia merasa bahwa dia sudah, hmm apa ya istilahnya, kata orang Jawa sih sudah mentok, udah sreg dengan pasangannya. Ya sudah, saya nyeletuk, "Oke deh ditunggu ya undangannya pas lulus kuliah.." Dan dia menjawab celetukan saya dengan gaya ceramah Aa Gym.
Memang benar, menikah itu nggak gampang. Nggak segampang kamu move on ketika ditolak gebetanmu, nggak segampang kamu lulus ulangan harian fisika-nya Bu SM *oke yang ini songong, tampar saja saya*. Nggak, nikah itu nggak gampang, tapi ketika saya berkata seperti ini bukan berarti saya tidak ingin menikah. No no no, saya juga ingin merasakan hal yang paling sakral di dunia ini, guys. Menikah itu beda dengan pacaran yang dikit-dikit berantem, lima menit kemudian udah mesra-mesraan lagi, dikit-dikit cemburu, dikit-dikit selingkuh *lho*. Menikah itu menyatukan pemikiran antara dua manusia yang masing-masing datang dari latar belakang yang berbeda. Menikah itu dimana kamu meletakkan semua kepercayaanmu kepada pasangan yang nantinya menjadi teman dalam menjalani hidup.
Menikah itu bukan akhir dari perjalanan hidup, justru menikah adalah awal dari segalanya. Justru di situlah lika-liku hidupmu dimulai, mbaksist dan masbro sekalian. Laki-laki yang biasanya hanya mikiran rokok doang yang bisa dia isep, setelah nikah dia pasti kepikiran "Aduh, bini gue ntar gue kasih makan apa ya?" atau "Njrit, gue lupa ini udah awal bulan!". Sedangkan bagi kaum hawa yang biasanya cuma bisa hedon shopping nyari diskonan dari satu mall meloncat ke mall lain, ntar bakalan mikir "Mamaaaa, ini dagingnya dicincang dulu ato dicemplungin ya?" atau "Sayang, itu kopinya udah disiapin di meja makan.." atau "Ini perut gue kok membesar gini ya? Gue gendut ya Allah, gue gendut!!" *itu hamil bego*. Nah, ribet kan. But, this is life. This is the art of life.
Maka dari itu, persiapkan masa depanmu dari sekarang. Jodoh! Carilah jodoh sedini mungkin, guys! Mengingat umur yang sudah mendekati kepala dua sungguh bukan hal yang main-main lagi untuk masalah percintaan. Seperti petuah dari Mama sahabat saya yang baru saja saya kunjungi beberapa minggu lalu, "Di usia se-kamu gini itu jangan cari pacar, tapi cari pendamping hidup.." *aduuh, beraat Tantee, beraat..*. Dan yang terpenting adalah, pernikahan itu cuma sekali seumur hidup, find the right person on the right place and time. Jangan sampai salah menentukan pilihanmu, karena seperti yang saya katakan di awal, pernikahan itu hal yang paling sakral di dunia ini.
Getting married is like permanently grafting your hand to the cookie jar. No matter how sweet those cookies may taste, you can't help but wonder what would have happened if you'd chosen some other dessert--brownies, for instance ... or frozen yogurt ... or maybe chocolate strudel.
ya
ReplyDeletemenikah itu bukan tentang dua orang
tapi 2 keluarga yang berkeluarga keluarga
bukankah menikah itu membentuk keluarga ya?
hum
life must go on
tentu saja! ;D
ReplyDelete